STRATEGI HUMAS DALAM MENJALIN GOOD RELATIONSHIP DENGAN DU/DI
Erekonomian kualitas sumber daya manusia yang dimiliki suatu negara ditentu- kan oleh kualitas pendidikan yang diselengga- rakan di negara tersebut. SDM menjadi subjek penentu yang akan mengelola pembangunan negara baik pembangunan secara fisik mau- pun nonfisik ke arah yang lebih baik. Marlina (2015) dalam penelitiannya mengatakan Sum- ber Daya Manusia (SDM) memiliki peran yang signifikan dalam setiap kegiatan pada suatu lembaga termasuk lembaga pendidikan SMK memiliki kurikulum yang khusus yaitu pendidikan sistem ganda. Wardiman Djojo- negoro (1994) menjelaskan bahwa PSG ada- lah suatu penyelenggaraan pendidikan yang mengintegrasikan secara tersistem kegiatan pendidikan (teori) di sekolah dengan kegiatan pendidikan (praktik) di industri. Ditdikmenjur (2008:5) menggariskan ada 4 tujuan diseleng- garakannya PSG yaitu ; (1) menghasilkan te- naga kerja yang memiliki keahlian profesional yakni tenaga kerja yang memiliki pengeta- huan, ketrampilan, dan etos kerja yang sesu- ai dengan tuntutan lapangan kerja, (2) mem- perkokoh link and match antara SMK dengan dunia kerja, (3) meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas profesional dan (4) memberi pen- gakuan dan penghargaan pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan. Hubungan masyarakat merupakan un- sur yang penting dalam suatu organisasi, baik itu organisasi bisnis seperti perusahaan mau- pun organisasi nonbisnis seperti sekolah. Or- lando & Theodore (2014) menjelaskan fung- si utama humas adalah untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan yang sangat baik dengan pemangku kepentingan internal dan eksternal organisasi, seperti orang dan entitas swasta, pemerintah, dan masyarakat pada umumnya. Istilah perusahaan atau kha- layak yang dimaksud dalam konteks ini pada perngertian di atas adalah dunia usaha/dunia industri (DU/DI). Keduanya saling membu- tuhkan satu sama lain untuk menciptakan dunia kerja yang berkualitas. Bagi sekolah dunia usaha/industri (DU/DI) sebagai sara- na memperoleh pengalaman nyata dari dunia kerja, sementara bagi dunia usaha/industri (DU/DI) sekolah merupakan lembaga yang seharusnya bisa memberikan inovasi terhadap dunia kerja. Menurut Purwanto dalam Sury- osubroto (2001:19) hubungan antara sekolah dengan masyarakat mencakup hubungan se- kolah dengan sekolah lain, sekolah dengan pemerintah setempat, sekolah dengan instansi atau jawatan lain, dan sekolah dengan masya- rakat umum. Hendaknya semua hubungan ter- sebut merupakan hubungan kerjasama yang bersifat pedagogis, sosiologis, dan produktif yang dapat memberikan keuntungan, kebai- kan dan kemajuan kedua belah pihak. Untuk itu kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting dan menentukan. Menurut Dominick (2015:331) hubungan masyarakat berkaitan dengan komunikasi. Kebanyakan orang tertarik pada apa yang dilakukan orga- nisasi tertentu untuk memenuhi perhatian dan minat mereka. Hubungan komunikasi yang baik antara sekolah dengan dunia usaha/in- dustri (DU/DI) sudah menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi supaya dapat menunjang keberlangsungan proses pembelajaran luar se- kolah dan lebih jauh lagi adalah untuk pen- distribusian lulusan sekolah sebagai tenaga kerja produktif di dunia usaha/industri (DU/ DI). Tanpa komunikasi, hubungan layu dan mati, hubungan apa pun yang sepadan den- gan waktu dan energi anda bergantung pada komunikasi yang efektif untuk mempertahan- kan dan memelihara. Keinginan dan motivasi anda untuk berkomunikasi adalah unsur uta- ma dalam memantapkan dan menumbuhkan hubungan (Gamble & Gamble, 2013:197). Permasalahan yang ditemukan di SMK Teuku Umar Semarang adalah belum op- timalnya hubungan antara sekolah dengan mitra dunia usaha/industri (DU/DI), hal ini dibuktikan berdasarkan pengalaman setiap ta- hun pelaksanaan prakerin sekolah harus men- cari ulang mitra-mitra dunia usaha/industri yang akan ditempati peserta didik dalam pe- laksanaan prakerin. Hal tersebut dikarenakan belum adanya kerja sama secara tetap dan