DEFINISI MANUSIA YANG
Definisi manusia yang dikemukakan ilmuwan sangat beragam tergantung dari aspek mana ia meneliti dan mengkajinya. Sebagian ilmuwan berpendapat bahwa manusia adalah makhluk sosial karena ia melihat dari aspek sosialnya. Sebagian lagi berkomentar bahwa manusia adalah binatang cerdas yang menyusui atau makhluk yang bertanggung jawab atau makhluk membaca dan tertawa, 5 dan lainlain sebagainya. Jika diamati lebih mendalam sifat- sifat dan karakter manusia, khususnya bahwa manusia itu mempunyai bahasa yang teratur, mempunyai keahlian untuk berbicara, berpikir, mamiliki kepekaan sosial, mempunyai apresiasi estetika dan rasa yang tinggi serta mampu melakukan ritual ibadah kepada sang pencipta maka wajarlah jika para filosof agama (Yahudi, Kristen, dan Islam) mendefinisikan manusia sebagai makhluk yang unik dari asal yang suci, bebas, dan dapat memilih. Menurut M. Dawam Raharjo istilah manusia yang diungkapkan dalam Alquran seperti basyar, insan, unas, ins, ‘imru’ atau yang mengandung pengertian perempuan seperti imra’ah, nisa’ atau niswah atau dalam ciri personalitas, seperti al-atqa, al-abrar, atau ulu al-albab, juga sebagai bagian kelompok sosial seperti al-asyqa, zu alqurba, al-du‘afa atau al-mustad‘afin yang semuanya mengandung petunjuk sebagai manusia dalam hakikatnya dan manusia dalam bentuk konkret. Meskipun demikian untuk memahami secara mendasar dan pada umumnya ada tiga kata yang sering digunakan Alquran untuk merujuk kepada arti manusia, yaitu insan dengan segala modelnya, yaitu ins, al-nas, unas atau insan, dan kata basyar serta kata bani Adam atau zurriyat Adam. Dalam Alquran, kata al-basyar, baik dalam bentuk mufrad atau tasniyah berulang sebanyak 37 kali dan tersebar dalam 26 surat. Satu kali dalam bentuk tasniyah dan 36 dalam bentuk mufrad. Dari 37 kali kata al-basyar berulang dalam Alquran, hanya 4 kali disebutkan dalam surah-surah Madaniyah, yaitu pada Q.S. Ali ‘Imran: 47, Q.S. al-Maidah: 18, dan Q.S. al-Tagabun: 6. Sedangkan 33 kali disebutkan dalam surah-surah Madaniyah. Menurut M. Quraish Shihab, kata basyar terambil dari akar kata yang pada umumnya berarti menampakkan sesuatu dengan baik dan indah. Dari kata yang sama lahir kata basyarah yang berarti kulit. Manusia dinamakan basyarah karena kulitnya tampak jelas dan berbeda di banding dengan kulit hewan lainnya. Penamaan al-basyar dengan kulit menunjukkan makna bahwa secara biologis yang mendominasi manusia adalah pada kulitnya, dibanding rambut atau bulunya. Pada aspek ini, terlihat perbedaan umum biologis manusia dengan hewan yang lebih didominasi bulu atau rambut. Dengan demikian, kata basyar dalam Alquran secara khusus