MODUL PEMBELAJARAN PRAKTIKUM
ANATOMI FISOLOGI MANUSIA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2020
MODUL PRAKTIKUM
SISTEM ENDOKRIN
15
DASAR TEORI
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi kedua sistem ini satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Bila sistem endokrin pada umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf. Kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah. Kelenjar endokrin termasuk:
- Pulau Langerhans pada pankreas,
- Gonad (ovarium dan testis),
- Kelenjar adrenal hipofise, tiroid dan paratiroid, serta timus β.
Hormon dan Fungsinya
Kata hormon berasal dari bahasa Yunani “hormone” yang artinya membuat gerakan atau membangkitkan. Hormon mengatur berbagai proses yang mengatur kehidupan.
- Pengertian Sistem Endokrin
Sistem endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin dinamakan hormon. Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh manusia, antara lain aktivitas pertumbuhan reproduksi, osmoregulasi, pencernaan dan inegrasi serta koordinasi tubuh.
Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun cara kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf. Ada
dua perbedaaan cara kerja antara kedua sistem tersebut. Kedua perbedaan tersebut adalah sebagai berikut :
- Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih banyak bekerja melalui transmisi
- Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada sistem saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya dalam waktu 1-5 milidetik, tetapi kerja endokrin melalui hormon baru akan sempurna dalam waktu yang sangat bervariasi, berkisar antara beberapa menit hingga beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam waktu singkat, namun hormon pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sangat lama. Di bawah kendali sistem endokrin (menggunakan hormon pertumbuhan), proses pertumbuhan memerlukan waktu hingga puluhan tahun untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang
Dasar dari sistem endokrin adalah hormon dan kelenjar (glandula), sebagai senyawa kimia perantara, hormon akan memberikan informasi dan instruksi dari sel satu ke sel lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran darah, tetapi masing-masing tipe hormon tersebut bekerja dan memberikan pengaruhnya hanya untuk sel tertentu.
Gambar 1. Kelenjar endokrin dan lokasinya di tubuh
- Sel-sel Penyusun Organ Endokrin
Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
- Sel Neusekretori adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi sebagai penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat juga disebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya semua sel yang dapat menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel saraf seperti yang terdapat pada hipotalamus disebut sel
- Sel endokrin sejati disebut juga sel endokrin kelasik yaitu sel endokrin yang benar- benar berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf. Kelenjar endokrin sejati melepaskan hormon yang dihasilkannya secara langsung ke dalam darah (cairan tubuh).
- Klasifikasi, Fungsi, dan Sifat Hormon
Berdasarkan hakekat kimianya, hormon dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu hormon peptide dan protein, steroid, dan turunan tirosin.
Steroid | Peptida | Protein Besar | Turunan Tirosin |
Testosteron Esterogen Progesteron Kortikosteroid Vitamin D-3 | Hormon Hipotalamus Angiotensin Somatostatin Gastrin Sekretin Glukagon Kalsitonin Insulin Parathormon | Hormon Pertumbuhan Prolaktin LH FSH TSH | Katekolamin, meliputi : Noradrenalin Adrenalin Hormon Tiroid, meliputi : Tiroksin (T4) Triiodotironin (T3) |
Selain berbagai hormon yang telah disebutkan di atas, terdapat sejumlah zat kimia yang menyerupai hormon, antara lain :
- Hormon Thymic yaitu hormon dari kelenjar timus (thymus), berperan untuk mempengaruhi perkembangan sel limfosit B menjadi sel plasma, yaitu sel penghasil
- Hormon Brakidin yaitu hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang sedang aktif bekerja sebagai vasodilator (yang menyebabkan pembuluh darah membesar) sehingga dapat meningkatkan aliran darah dan merangsang pengeluaran keringat dan air ludah dalam jumlah lebih banyak.
- Hormon Eritropuitin merupakan glikoprotein yang proses sintesisnya melibatkan hati dan ginjal, hormon ini dapat merangsang pusat pembentukan sal darah di sumsum tulang sehingga tubuh akan menghasilkan sel darah merah dalam jumlah yang lebih banyak. Hal ini bermanfaat dalam meningkatkan jumlah oksigen yang dapat diangkut oleh darah.
- Hormon Prostaglin, Eritropuitin, Histamin, Kinin, dan Renin dapat disintesis secara secara luas oleh berbagai jaringan atau organ yang sebenarnya tidak berfungsi sebagai organ
- Hormon Feromon yaitu suatu senyawa kimia spesifik yang dilepaskan oleh tubuh ke lingkungan dan dapat menimbulkan respons perilaku, perkembangan, reproduktif. Untuk memberikan daya tarik seksual, menandai daerah kekuasaan, mengenali individu lain dalam spesies yang sama dan berperan penting dalam sinkronisasi siklus seksual.
- Jenis Kelenjar Endokrin
- Hipofisis
Hypofisis cerebri atau glandula tari adalah struktur lonjong kecil yang melekat pada permukaan bawah otak melalui infundibulum. Lokasinya sangat terlindungi baik yaitu terletak pada sellatur cicaossis sphenoidalis. Disebut master endocrine gland karena hormon yang dihasilkan kelenjar ini banyak mempengaruhi kelenjar endokrin lainnya.
Kelenjar ini terletak di sela tursika, lekul kasos spenoidalis basis crania. Berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua lobuslobus anterior, merupakan bagian terbesar dari hipofise kira-kira 2/3 bagian dari hipofise pada dasar otak besar dan menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu, kelenjar hipofisis disebut master gland.
Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian posterior.
- Hipofisis bagian anterior, hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis bagian anterior, terdiri dari :
- Hormon Somatotropin (untuk pembelahan sel,pertumbuhan)
- Hormon Tirotropin (sintesis hormon tiroksin dan pengambilan unsur yodium)
- Hormon Adrenokortikotropin merangsang kelenjar korteks membentuk hormon)
- Hormon Laktogenik (sekresi ASI)
- Hipofisis bagian tengah
Hipofisis bagian tengah menghasilkan hormon perangsang melanosit atau Melanosit Stimulating Hormon (MSH). Apabila hormon ini banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit menjadi hitam.
- Hipofisis posterior :
- Hormon oksitosin (merangsang kontraksi kelahiran).
- Hormon vasopresin (merangsang reabsorpsi air ginjal).
Fungsi hipofisis posterior (adenohipofise), terdiri dari Anti-diuretik Hormone (ADH): mengatur jumlah air yang melalui ginjal, reabsorbsi air dan mengendalikan tekanan darah pada arteriole.
- Hormon oksitosin : mengatur kontraksi uterus sewaktu melahirkan bayi dan pengeluaran air susu sewaktu
Hipofisa merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak di dalam struktur bertulang (sela tursika) di dasar otak. sela tursika melindungi hipofisa tetapi memberikan ruang yang sangat kecil untuk mengembang jika hipofisa membesar dan akan cenderung mendorong ke atas, seringkali menekan daerah otak yang membawa sinyal dari mata dan mungkin akan menyebabkan sakit kepala atau gangguan penglihatan.
Hipofisa mengendalikan fungsi dari sebagian besar kelenjar endokrin lainnya. Hipofisa dikendalikan oleh hipotalamus, yaitu bagian otak yang terletak tepat di atas hipofisa. Hipofisa memiliki 2 bagian yang berbeda, yaitu lobus anterior (depan) dan lobus posterior (belakang).
Gambar 2. Hipotalamus dan kelenjar hipofisis
- Kelenjar Tiroid
Terletak dan menempel pada trakea di bagian depan. Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia. Kelenjar ini dapat ditemui di leher. Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein dan mengatur kesensitifan tubuh terhadap hormon lainnya. Kelenjar tiroid dapat distimulasi dan menjadi lebih besar oleh epoprostenol. Fungsi tiroid diatur oleh hormon perangsang tiroid (TSH) hipofisis,
dibawah kendali hormon pelepas tirotropin (TRH) hipotalamus melalui sistem umpan balik hipofisis hipotalamus. Faktor utama yang mempengaruhi laju sekresi TRH dan TSH adalah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi dan laju metabolik tubuh.
Gambar 3. Anatomi dan histologi kelenjar tiroid.
- Kelenjar Paratiroid
Kelenjar ini terletak di setiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher. Kelenjar ini berjumlah 4 buah yang tersusun berpasangan yang mengahasilkan hormon paratiroksin. Ada 2 jenis sel dalam kelejar paratiroid, ada sel utama yang mensekresi Hormon Paratiroid (PTH) yang berfungsi sebagai pengendali keseimbangan kalsium dan fosfat dalam tubuh melalui peningkatan kadar kalsium darah dan penuurunan kadar fosfat darah dan sel oksifilik yang merupakan tahap perkembangan sel chief.
- Adrenal
Kelenjar ini berbentuk bola, yang menempel pada bagian atas ginjal. Kelenjar ini disebut juga kelenjar adrenal atau kelenjar supra renal. Kelenjar adrenal dapat dibagi menjadi dua bagia, yaitu bagian luar yang berwarna kekuningan yang bernama korteks, menghasilkan hormon kortisol dan bagian tengah (medula), hormon adrenalin (epinefrin) dan nor-adrenalin (norepinefrin Gambar 4. Letak kelenjar adrenal
Semua jenis stres meliputi emosi dan trauma fisik memicu hipotalamus untuk merangsang kelenjar adrenal.
Gambar 5. Kelenjar adrenal. Baik medula dan korteks adrenal berada dibawah kontrol hipotalamus ketika mereka membantu kita dalam merespon stres
- Pankreas
Pankreas terletak dibelakang lambung di depan vertebra lumbalis I dan ll yang tersusun dari pulau-pulau langerhans yang tersebar di seluruh pangkreas. Di pulau langerhans inilah terdapat sel-sel alfa dan sel-sel beta. Sel alfa menghasilkan hormon glukagon sedangkan sel-sel beta menghasilkan hormon insulin. Hormon insulin berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak menjadi glikogen untuk disimpan. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes.
Gambar 6. Anatomi Pankreas
- Kelenjar Timus
Terletak di dalam midiastinum di belakan tulang sternum, kelenjar timus dijumpai pada anak-anak di bawah usia 18 tahun. Kelenjar ini terletak di dalam toraks kira-kira setinggi percabangan trakea, warnanya kemerah- merahan dan terdiri atas 2 lobus. Pada bayi baru lahir beratnya kira-kira 10 gram, dan ukurannya bertambah pada masa remaja sekitar 30-40 gram.
Kelenjar timus menghasilkan suatu sel imun yang membantu dalam pertahanan tubuh, selain itu hormon kelenjar timus berperan dalam membatu pertumbuhan badan.
Gambar 7. Anatomi Kelenjar Timus
- Hormon Kelamin
- Testis
Testis terdapat pada pria, terletak pada skortum. Di dalam testis terdapat sel-sel leydig yang akan menghasilkan hormon testoteron. Hormon testoteron akan menentukan sifat kejantanan misalnya adanya jenggot, kumis, jakun dan lain-lain, dan mengasilkan sel mani (spermatozoid).
- Ovarika
Kelenjar ovarika terdapat pada wanita, terletak pada ovarium di sebelah kiri dan kanan rahim dan menhasilkan hormon estrogen dan progesteron (korpus luteum). Hormon ini dapat mempengaruhi pekerjaan uterus serta memberikan sifat kewanitaan, misalnya panggul yang besar dan bahu yang sempit.
No. | Kelenjar Endokrin | Jenis Horimoni Yang Dihasilkan |
1. |
Kelenjar hipofise/pituitari | 1. Hormon pertumbuhan (somatotropin) 2. Thyroid-stimulating Hormone (TSH) 3. Adrenokortikotropin (ACTH) (lobus anterior) 4. Follicle-Stimulating Hormone (FSH) 5. Luteinizing hormone (LH) 6. Prolaktin |
2. | Kelenjar hipofise/pituitari | 1. Antidiuretik (vasopresin) 2. Oksitosin Globus posterior) |
3. | Kelenjar tiroid | 1. Tiroksin 2. Kalsitonin |
4. | Kelenjar paratiroid | Paratiroid hormon (parathormon) |
5. | Kelenjar adrenal | 1. Korteks mineralokortikoid, glukokortikoid dan hormon seks 2. Medulla epinefrin dan norepinefrin |
6. | Kelenjar pankreas | 1. Insulin 2. Glucagon 3. Somatostatin |
7. | Ovarium | 1. Estrogen 2. Progesteron |
8. | Testis | Testosterone |
- Sifat Hormon
Semua hormon umunya memperlihatkan adanya kesamaan sifat.
Beberapa sifat yang umum diperlihatkan oleh hormon ialah sebagai berikut :
- Hormon Polipeptida biasanya disintesis dalam bentuk prekursor yang belum aktif (disebut sebagai prohormon), contohnya proinsulin. Prohormon memiliki rantai yang panjang daripada bentuk
- Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang sangat rendah dan sebagian hormon berumur pendek.
- Beberapa jenis hormon (misalnya adrenalin) dapat segera beraksi dengan sel sasaran dalam waktu beberapa detik, sedangkan hormon yang lain (contohnya esterogen dan tiroksin) bereaksi secara lambat dalam waktu beberapa jam samapai beberapa
- Pada sel sasaran, hormon akan berkaitan dengan
- Hormon kadang-kadang memerlukan pembawa pesan kedua dalam
- Mekanisme Aksi Hormon
- Reseptor Hormon
Pada membran reseptor untuk hormon pada suatu sel dapat terletak pada membrane atau sitoplasma biasanya merupakan reseptor untuk hormon protein atau berikatan dengan reseptornya dan memebentuk komplekss hormon reseptor. Pembentukan hormon-reseptor terjadi melalui mekanisme yang serupa dengan penggabungan antara anak kunci dan gemboknya. Kompleks hormon reseptor akan memicu serangkaian reaksi biokimia yang menimbulkan tanggapan hayati.
Berikut adalah contoh beberapa peristiwa yang dapat diubah oleh hormon dengan cara kerja seperti di atas :
- Perubahan aktivitas enzim yaitu perubahan aktivitas enzim memungkinkan proses metabolisme tertentu dapat terselenggara atau
- Pengaktifan mekanisme transport aktif proses transport aktif sangat penting bagi sel untuk memasukkan atau mengeluarkan suatu
- Aktivitas pembentukan mikrotubulus : perubahan aktivitas pembentukan mikrotubulus dapat mempengaruhi berbagai peristiwa yang tergantung padanya, antara lain pergerakan amoeba dan mitosis
- Pengubahan aktivitas metabolisme DNA pengubahan aktivitas metabolisme DNA dapat memepengaruhi proses pertumbuhan atau pembelahan
- Reseptor Hormon pada Sitoplasma (Reseptor Sitosolik)
Hormon yang terdapat dalam sitoplasma sel sasaran. Hormon yang menggunakan reseptor sitosolik adalah hormon steroid dan hormon turunan asam amino. Hormon tersebut sangat musahlarutdalam lipid sehingga mudah melewati membran sel sasaran. Selama dalam peredaran darah ke seluruh tubuh. Hormon akan terlepas dari molekul pengemban dan masuk ke sel sasaran.
Dalam sitoplasma sel sasaran, hormon berkombinasi dengan reseptor khusus sehingga menghasilkan kompleks hormon reseptor yang aktif. Kompleks tersebut memiliki daya gabung yang sanagt tinggi terhadap DNA sehingga setelah masuk ke inti, akan segera berkombinasi dengan DNA. Hal ini yang mengawali transkrip DNA. Pengikatan kompleks hormon reseptor pada daerah promoter akan merangsang gen tertentu untuk aktif atau pasif.
- Fisiologi sistem endokrin
- Menghasilkan hormon yang dialirkan kedalam darah yang diperlukan oleh jaringan tubuh
- Mengontrol aktivitas kelenjar
- Merangsang aktivitas kelenjar tubuh.
- Merangsang pertumbuhan
- Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorbsglukossa pada usus halus.
- Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral dan
LEMBAR KERJA
- Apa yang dimaksud dengan sistem endokrin ?
- Sebutkan dan jelaskan sel-sel penyusun organ endokrin !
- Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis kelenjar endokrin !
- Sebutkan hormon-hormon yang dihasilkan sistem endokrin !
- Sebutkan dan jelaskan mekanisme aksi hormon !
- Sebutkan fisiologi sistem endokrin !