This essay has been submitted by a student. This is not an example of the work written by professional essay writers.
Uncategorized

PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI PROGRAM TELEVISI “TONIGHT SHOW’’ NET TV TERHADAP ETIKA MEDIA

Pssst… we can write an original essay just for you.

Any subject. Any type of essay. We’ll even meet a 3-hour deadline.

GET YOUR PRICE

writers online

PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI PROGRAM TELEVISI “TONIGHT SHOW’’ NET TV TERHADAP ETIKA MEDIA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media massa merupakan salah satu sarana untuk pengembangan kebudayaan, bukan hanya budaya dalam pengertian seni dan simbol tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata-cara, mode, gaya hidup dan norma-norma. Menurut Mulyana, Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar dan majalah) atau elektronik (radio dan televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang tersebar yang dilembagakan dimana ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tyempat, anonym dan heterogen. Televisi sebagai media massa menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney dalam buku Nurudin memiliki fungsi komunikasi massa yaitu fungsi memberikan informasi (to inform), menghibur (to entertain) termasuk fungsi mempengaruhi (to persuade) dan transmisi budaya (transmission of culture). Munculnya media televisi sebagai media elektronik memberi pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat saat ini. Televisi adalah bagian yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari dan menjadi sumber umum utama dari sosialisasi dan informasi bagi masyarakat. Bagi Gerbner, dibandingkan media massa yang lain, televisi mendapat tempat tersendiri. Demikian signifikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mendominasi “lingkungan simbolik” kita, dengan cara menggantikan pesannya tentang realitas pengalaman pribadi dan sarana mengetahui dunia lainnya. Tonight Show, merupakan Talk Show malam Net TV yang akan memberikan informasi dan hiburan. Bersama Vincent dan Desta sebagai Host, serta Hesti Purwadinata selaku Co Host. Program ini menghadirkan beragam bintang tamu dari berbagai kalangan, yang akan menemani istirahat malam. Tayang setiap hari Senin hingga Jumat pada pukul 22:30 – 23:30 WIB, tayangan ini berdurasi selama 60 menit. Vincent dan Desta dulunya dikenal sebagai personil club 80s (club eighties), comedian dan sekarang menjadi presenter di program Tonight Show di Net TV. Vincent dan Desta dapat digolongkan sebagai seorang presenter comedian cerdas, yang pandai membawa suasana menjadi santai dan ringan, bukan hanya dengan para 5 bintang tamu, hal tersebut juga terlihat saat Vincent maupun Desta berinteraksi secara langsung kepada penonton yang hadir di dalam studio, Vincent dan Desta juga terlihat seperti sudah memiliki Chemistry (keterikatan batin atau kontak batin terhadap satu sama lain). Selain memberikan keuntungan, hal ini juga dapat dikatakan berbeda, karena tidak jarang sebuah program yang dibawakan oleh dua orang presenter sekaligus. Pemilihan presenter yang tepat akan memberikan efek yang baik terhadap program talk show tersebut. Dalam diri presenter sebagai komunikator, setiap pemilihan presenter pasti memiliki daya tarik tersendiri. Hal tersebut sangat penting untuk dapat menarik minat menonton masyarakat akan program tersebut, karena bagaimana informasi yang disajikan agar dapat diterima oleh khalayak sangat dipengaruhi oleh pengemasan yang dilakukan oleh presenter. Adakalanya orang menyukai suatu program bukan karena isinya, namun lebih tertarik kepada penampilan pembaca berita atau pembawa acaranya. 1.2 Rumusan Masalah: Berdasarkan latarbelakang diatas, maka permasalahan yang diangkat dari peneltian ini adalah, “Bagaimana persepsi mahasiswa mengenai program televisi “Tonight Show” Net Tv terhadap etika media”? 1.3 Tujuan Penelitian: 1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa mengenai program televisi “Tonight Show” Net Tv 2. Untuk mengetahui etika media pada program televisi “Tonight Show” Net Tv. 1.4 Signifikansi Penelitian 1. Signifikansi Praktis Penelitian ini diharapakan dapat memberikan sebuah masukan bagi praktisi televisi Net Tv, khususnya bagi televisi agar lebih mengetahui dan memahami agar etika media yang digunakan tidak melenceng. 2. Signifikansi Akademis Penelitian ini diharapkan dapapt memperkaya kajian dan menambah ilmu pengetahuan bagi studi ilmu komunikasi. 1.5 Sistematika Penelitian Untuk memeroleh gambaran yang sistematis, peneliti membagi tulisan ini dalam 6 bab yang disusun sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab I menjelaskan secara garis besar dari keseluruhan tulisan yang terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat atau signifikansi penelitian. BAB II : KERANGKA PEMIKIRAN Bab II berisikan rangkuman-rangkuman bacaan yang menjadi kerangka pemikiran untuk menjelaskan kerangka pemikiran untuk menganalisis hasil temuan di lapangan. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab III menjelaskan tentang keseluruhan sifat, bentuk, serta teknik dari penelitian. BAB IV : OBJEK PENELITIAN Bab IV memuat gambaran tentang profil perusahaan yang menjadi objek penelitian dan menyajikan program-program yang diciptakan. BAB V : ANALISIS DATA DAN DISKUSI Bab ini berisi deskripsi informan, analisis dan interpretasi data, temuan penelitian, dan diskusi. BAB VI : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran.   BAB II KERANGKA PEMIKIRAN II.1 Strategi Komunikasi Strategi merupakan cara untuk menyelesaikan sesuatu secara jangka panjang. Jangka panjang tersebut yang kemudian akan tercapainya tujuan yang diinginkan. Kemudian dapat diartikan bahwa strategi komunikasi adalah kegiatan dalam dilakukan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ada atau aksi dalam organisasi untuk mencapai performance terbaiknya. Strategi komunikasi adalah nama untuk komunikasi kampanye terencana yang biasanya merupakan komunikasi yang disengaja dilakukan oleh suatu bisnis atau organisasi nonprofit bahkan kelompok yang kurang terstruktur yang memiliki tujuan dan rencana. Rogers (1982) memberi batasan pengertian strategi komunikasi sebagai suatu rancangan yang dibuat untuk mengubah tingkah laku manusia dalam skala yang lebih besar melalui transfer ide-ide baru . Menurut R. Wayne Pace, Brent D. Peterson dan M. Dallas dalam bukunya Techniques for Effective Communication¸tujuanutama strategi komunikasi yaitu : 1. To secure understanding, Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi. 2. To establish acceptance, Bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik. 3. To motive action, Penggiatan untuk memotivasinya. 4. The goals which communicator sought to achieve. Bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi tersebut. II.2 Mahasiswa Mahasiswa merupakan mahluk pilihan yang pasti akan mampu membuat keputusan-keputusan dari pilihan-pilihan sulit yang di hadapinya dan mahasiswa merupakan generasi terdepan yang mendapatkan pendidikan tinggi secara baik dibandingkan dengan kelompok generasi muda lainya . Mahasiswa adalah unsur yang paling sadar dalam masyarakat. Dengan sifat dan daya fikir yang kritis itu maka mahasiswa dalam masyarakat memiliki peranan sebagai moral force yang melaksanakan fungsi sosial control dan mahasiswa bersifat kelompok yang bebas (the unitted group) dan kelompok mahasiswa berfungsi pula sebagai “agent of social change” mereka menghendaki perubahan yang terus menerus sesuai dengan arah kemajuan . II.3 Program Televisi Berasal dari programme (Inggris) atau program (Amerika), yang berarti acara atau rencana. Acara atau program adalah segala hal yang ditampilkan oleh stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan atau yang diinginkan audience-nya (Iman Santoso, 2010: Hand Out). Program yang ditayangkan stasiun televisi tidak harus diproduksi sendiri melainkan dapat bekerja sama dengan pihak luar stasiun televisi, misalnya dengan production house atau instansi pemerintah dan swasta. Pada umumnya pihak perencanaan siaran mengatur jadwal penayangan satu program televisi berdasarkan perkiraan kecenderungan menonton program tersebut. Suatu program televisi selalu mempertimbangkan agar program acara tersebut digemari oleh penonton. Semakin banyak penonton maka program semakin sukses pula pada kepentingan komersilnya. Untuk itu ada empat hal yang mendasari karakter suatu program, yaitu: 1. Product, berhubungan dengan materi program yang dipilih harus bagus dan bisa menarik penonton. Untuk itu televisi komersial banyak mengangkat materi yang unik, sensasional ataupun yang sedang menjadi trend di masyarakat. 2. Price, yaitu biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi atau membeli suatu program, sekaligus menentukan tarif bagi pemasang iklan. 3. Place, yaitu ada waktu siaran yang sekiranya tepat untuk program tersebut. Pemilihan waktu siar yang tepat akan membantu keberhasilan program tersebut. 4. Promotion, yaitu bagaimana memperkenalkan kemudian menjual acara itu sehingga dapat mendatangkan iklan atau sponsor. Jenis program televisi ada 2 bagian besar : 1. Informasi/Berita Menurut Mitchel V. Charnley Berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka. Jurnalistik televisi bertolak dari orientasi audiovisual. Oleh karena itu, apa yang dilaporkan oleh reporter adalah berita untuk mata dan telinga. Ada dua bentuk program berita televisi yang pertama yaitu hard newscorak berita yang mengandung konflik dan memberi sentuhan-sentuhan emosional serta melibatkan tokoh masyarakat atau orang termasyur. Berita ini biasanya memiliki tegangan politik yang tinggi, sangat istimewa dan mengandung konflik atau pertentangan, dengan cara penulisan tertentu berita tersebut dapat memberikan emosi kepada masyarakat. Program yang termasuk hard news antara lain straight News, features dan infotaiment. Bentuk kedua yaitu soft news berita dengan corak ini biasanya berupa berita ringan atau bisa berupa berita yang mengandung konflik yang menegangkan namun dikemas dengan pemilihan materi visual dan penyusunan gambar yang tidak menonjolkan segi-segi menegangkan dengan narasi yang agak umum. Program televisi dengan bentuk sajian soft news antara lain current affair, magazines, talk show dan dokumentar.   2. Hiburan (entertaiment) Hiburan adalah jenis program televisi yang bertujuan memberikan kesenangan pada penonton biasanya dikemas dengan gaya artistik meskipun karya jurnalistik juga bisa dijadikan program hiburan tentunya dengan sentuhan artistik. Berbagai bentuk program acara dapat masuk ketegori ini antara lain program musik, drama, permainan atau gameshow, reality show, pertunjukkan seni budaya, dan lain sebagainya. Tidak semua televisi memiliki seluruh kategori program dalam penyiarannya. Ada televisi yang segmented hanya menyajikan beberapa kategori program sebagai pelengkap. Misalnya Metro TV, yang merupakan televisi yang mengkategorikan program-programnya pada pemberitaan disamping itu program acara hiburan juga disajikan untuk melengkapinya. II.4 Peran & Fungsi Media Massa Menurut McQuail, ada enam perspektif dalam hal melihat peran media, yaitu: 1. Media dipandang sebagai jendela yang memungkinkan khalayak melihat apa yang sedang terjadi di luar sana. Atau media merupakan sarana belajar untuk mengetahui berbagai peristiwa. 2. Media juga sering dianggap sebagai a mirror of event in society and the world, implying a faithful reflection. Cermin berbagai peristiwa yang ada di masyarakat dan dunia, yang merefleksikan apa adanya. 3. Memandang media massa sebagai filter, atau gatekeeper yang menyeleksi berbagai hal untuk diberi perhatian atau tidak. Media senantiasa memilih isu, informasi atau bentuk content yang lain berdasarkan standar para pengelolanya. 4. Media massa seringkali pula dipandang sebagai guide, penunjuk jalan atau interpreter, yang menerjemahkan dan menunjukkan arah atas berbgai ketidakpastian, atau alternatif yang beragam. 5. Melihat media massa sebagai forum untuk mempresentasikan berbagai infomasi dan ide-ide kepada kahlayak, sehingga memungkinkan terjadinya tanggapan dan umpan balik. 6. Media massa sebagai interlocutor, tidak hanya sekedar tempat berlalu lalangnya informasi, tetpai juga partner komunikasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi interaktif. Media massa juga memiliki fungsi komunikasi sebagai bagian dari komunikasi massa yang terdiri atas, sebgai berikut: 1. Fungsi pengawasan berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasive. Pengawasan dan control sosial dapat dilakukan untuk aktivitas preventif untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. 2. Fungsi social learning melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat dimana komunikasi massa itu berlangsung. 3. Fungsi penyampaian informasi, yaitu menjadi proses penyampaian infromasi kepada masyarakat luas yang memungkinkan infromasi dari sebuah institusi publik dapat tersampaikan kepada masyarkat secara luas dalam waktu cepat. 4. Fungsi transformasi budaya, komunikasi massa menjadi proses transformasi budaya yang dilakukan bersama-sama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama yang didukung oleh media massa. 5. Hiburan, komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama karena komunikasi massa menggunakan media massa, jadi fungsi-fungsi hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa. BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Paradigma Penelitian Paradigma, menurut Bogdan dan Biklen adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian. Harmon mendefinisikan paradigma sebagai cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai, dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus tentang visi realitas. Guba dan Lincoln menjelaskan jika paradigma adalah seperangkat kepercayaan atau keyakinan dasar yang meuntun seseorang dalam bertindak dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam penelitian ilmiah. Tiga komponen utama paradigma dalam kaitannya dalam proses penelitian ialah sebagai berikut : 1. Paradigma memiliki ontologi Yang dimaksud dengan ini ialah paradigma memiliki asumsi mengenai hakikat realitas (sosial). 2. Paradigma memiliki epistemologi Hal ini berarti paradigma memiliki seperangkat asumsi mengenai hubunan antara “peneliti” dan “objek” yang diteliti. 3. Paradigma berisi beberapa asumsi mengenai metode Paradigma yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis. Paradigma konstruktivis fokus kepada kepercayaan jika realita terbentuk (terkonstruksi) melalui persepsi dan interpretasi subjektif dari realita yang ada. Denzin dan Lincoln mengemukakan bahwa pandangan ontologi konstruktivisme adalah ontologi relatif, bukan ontologi yang objektif dan universal. Ontologi relatif ini terjadi karena ada berbagai nilai sosial-budaya, agama yang berperan membentuk realitas sosial. Epistemologi konstruktivisme bersifat transaksional dan intersubjektivis karena berkaitan dengan interaksi, komunikasi, dan saling pemahaman antarsesama. Peneliti memilih untuk menggunakan paradigma konstruktivis karena penelitian ini berdasarkan kepada pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki oleh objek penelitian. III.2. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor menjelaskan bahwa penelitian kualitatif ialah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh). Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun d alam peristilahannya. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat interpretif (menggunakan penafsiran) yang melibatkan banyak metode, dalam menelaah masalah penelitiannya. Sesuai dengan prinsip epistemologisnya, peneliti kualitatif lazim menelaah hal-hal yang berada dalam lingkungan alamiahnya, berusaha memahami, atau menafsirkan, fenomena berdasarkan makna-makna yang orang berikan kepada hal-hal tersebut. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapat pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian dan kemudian ditarik suatu kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut. III.3. Strategi Penelitian III.4. Sifat Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi yang meliputi kegiatan penilaian sikap atau pendapat terhadap individu, organisasi, keadaan, ataupun prosedur. Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap objek penelitian, semua kegiatan, atau peristiwa berjalan seperti apa adanya. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan current status subjek yang diteliti. Selain itu, tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan secara sistematis fakta, objek, atau subjek apa adanya dengan tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat. III.5. Unit Analisis, Data, dan Sumber Data III.5.1. Unit Analisis Penelitian Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebuah program televisi yang bergerak di dalam bidang jurnalistik. III.5.2. Definisi dan Jenis Data Menurut Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dalam penelitian ini, terdapat dua jenis data yang akan dikumpulkan oleh peneliti, yakni data primer dan data sekunder. 1. Data Primer: Data primer ialah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian perorangan, kelompok dan organisasi. Data primer juga dapat diartikan sebagai data utama yang akan digunakan oleh peneliti untuk memeroleh jawaban atas masalah penelitian yang sedang dikaji. 2. Data Sekunder: Data sekunder adalah data yang diperoleh dari data-data yang sudah tersedia sebelumnya. Biasanya melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di berbagai organisasi atau perusahaan, termasuk majalah jurnal. Dokumen, kearsipan dan catatan dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan juga dikategorikan sebagai data sekunder. Data sekunder juga dapat diartikan sebagai data penunjang yang keberadaannya hanya digunakan untuk memperkuat, melengkapi, atau mendukung data primer. III.5.3. Pemilihan Informan Informan menjadi sumber utama data-data yang akan dikumpulkan untuk penelitian ini. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, informan diartikan sebagai orang yang memberi informasi dan orang yang menjadi sumber data dalam penelitian. Dalam memilih informan, peneiti memiliki kriteria seperti, informan dipilih berdasarkan keterlibatan dalam penyusunan rencana organisasi dalam bidang yang bersangkutan, khususnya dalam meningkatkan paham feminisme di remaja. III.6. Metode Pengumpulan Data Metode atau teknik pengumpulan data adalah strategi atau cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitiannya. Pengumpulan data dalam penelitian dimaksudkan untuk memeroleh bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan, dan informasi yang dapat dipercaya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan dokumen. Dengan teknik ini, peneliti dapat memeroleh fakta-fakta yang dikumpulkan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cinderamata, jurnal kegiatan, dan sebagainya. Dokumen-dokumen yang dimaksud dapat berupa foto, gambar sketsa, karya seni, ataupun biografi objek penelitian. III.7. Metode Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan- bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan data temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dapat dilakukan dengan cara mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan. Menurut Bogdan dan Taylor (1975) dan Patton (1980), Moleong (1994) merumuskan analisis sebagai proses mengorganisasikan dan mengusulkan data ke dalam pola kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan data. Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis data melalui tiga tahapan, yakni : 1. Reduksi data Data akan diperoleh dari lapangan yang jumlahnya cukup banyak, maka perlu dicatat secara teliti dan rinci, setelah itu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Reduksi data adalah kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema polanya, dan membuang data yang tidak dibutuhkan. 2. Penyajian data Penyajian data dapat dilakukan dalam beberapa bentuk. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, hubungan antarkategori, bagan, dan lain-lain. Tahapan ini dilakukan untuk memudahkan memahami apa yang terjadi. 3. Verifikasi Pada tahapan ini akan dilakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi data dari apa yang sudah diperoleh. III. 8 Keabsahan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan beberapa teknik untuk memastikan keabsahan (kredibilitas) data yang diperoleh. Teknik-teknik yang dimaksud ialah : 1. Triangulasi Data Untuk mendukung keabsahan data peneliti menggunakan dokumen, arsip, hasil observasi dan hasil wawancara sebagai media pemeriksaan. 2. Referensi Yang dimaksud dengan referensi adalah penelitian ini akan menguji kredibilitas data dari sumber dengan memakai bahan referensi yang berkaitan dengan topik penelitian sebagai pendukung dan bukti data yang ditemukan oleh peneliti dan melakukan pengecekan kembali. III.8. Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memiliki beberapa kelemahan dan keterbatasan yang berkaitan dengan penelitian ini seperti: 1. Penelitian ini hanya terfokus kepada rumusan permasalahan, penelitian ini hanya melihat remaja perempuan sebagai target dari program-program yang dilakukan objek. 2. Penelitian ini hanya berdasarkan pengumpulan dokumen-dokumen yang tersedia. Peneliti tidak dapat melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang bersangkutan karena adanya keterbatasan waktu. 3. Dokumen-dokumen yang ditemukan peneliti hanya berbasis kepada dokumen yang berada di internet.

  Remember! This is just a sample.

Save time and get your custom paper from our expert writers

 Get started in just 3 minutes
 Sit back relax and leave the writing to us
 Sources and citations are provided
 100% Plagiarism free
error: Content is protected !!
×
Hi, my name is Jenn 👋

In case you can’t find a sample example, our professional writers are ready to help you with writing your own paper. All you need to do is fill out a short form and submit an order

Check Out the Form
Need Help?
Dont be shy to ask